Selasa, 09 Februari 2010

Tentang Usiaku

Tentang Usiaku

Usia kita dihitung bukan dari hari dimana kita terlahir di dunia ini, akan tetapi Usia kita yang sebenarnya adalah Usia dimana kita mulai mengenal Allah, menghambakan diri tulus untuk-Nya, serta memperbaiki kualitas amal shaleh kita.

Usia kita yang berlalu di Mall, di Stadion Sepak Bola, di Bioskop, di Depan sinetron televisi, adalah sia-sia tanpa makna. Padahal satu detik yang telah berlalu dari usia kita ada laporan yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan pengadilan Allah pada Yaumul Hisab.

Abu Barzah Nadhlah Ibn Ubaid Al-Aslami r.a., Rasulallah saw bersabda :

Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sebelum ia ditanya tentang usianya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya, apa yang telah ia amalkan, tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan dipergunakan untuk apa, tentang badanya, untuk apa ia rentakan. ( HR. Tirmidzi )

Seiring berjalannya waktu, usia kita semakin mendekati ajal, hakikatnya Usia itu tidak bertambah , namun semakin berkurang dan terus berkurang. Namun hal ini tidak menggugah kesadaran banyak orang.

Orang yang bijak akan selalu waspada dalam menghabiskan sisa usianya, karena usia sangatlah rentan ditelan oleh waktu. Waktu yang berlalu tidak akan pernah kembali, masa muda tidak mungkin terulang dua kali, kesempatan demi kesempatan berlalu begitu saja tanpa ada pelajaran yang bisa kita petik manfaatnya, padahal jika manusia tahu bahwa kesempatan yang dimiliki saat ini adalah usianya, tentu Ia akan menyesal. Imam Suyuti As-Syafi'i berkata :

ما مضى فات والمؤمل غيب # ولك الساعة التي أنت فيها

Waktu yang berlalu tidak akan kembali, angan-angan adalah perkara ghaib, bagimu adalah waktu yang engkau miliki saat ini.

Imam Hasan Al-Basri berkata :

ياابن آدم إنما أنت أيام ، فإذا ذهب يوم ذهب بعضك
Wahai anak adam, sesungguhnya engkau adalah hitungan hari, jika harimu berlalu maka beralulah sebagian usiamu.


Usia adalah bekal kehidupan, di dalamnya terdapat dua kunci yang akan membuka dua sisi nasib manusia, yaitu keberuntungan ataukah kerugian. Beruntunglah bagi mereka yang cerdas mengenal usianya, dan rugilah bagi mereka yang lalai dari usianya. Wazir Yahya Ibn Hubairah berkata :

والوقت أنفس ما عنيت بحفظه # وأراه أسهل ما عليك يضيع
Menjaga waktu haruslah diberikan perhatian khusus, karena aku melihat waktu adalah sesuatu yang paling mudah lenyap.

Imam Hasan Al-Basri berkata :

أدركت أقواما كانوا على أوقاتهم أسد منكم حرصا على دراهمكم ودنانيركم
Aku menjumpai suatu kaum yang mereka lebih antusias dalam menjaga waktunya, dari pada antusias kalian terhadap harta ( dirham dan dinar ).

Manusia akan menyesali usianya saat penyesalan itu sudah tidak ada artinya lagi, ia baru tersadar saat semuanya menjadi terlambat, hal itu sebagaimana digambarkan dalam Al-qur'an :
يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

Dia berkata : " celaka aku, alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan ( amal shaleh ) untuk hidupku ini " . ( QS. Al-Fajr : 24 )

Rasulallah saw tidak rela melihat umatnya hanyut dalam kelalaian , tertipu dalam kenikmatan, sehingga usia tidak produktif untuk beramal shaleh, beliau bersabda :

نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ

Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu di dalamnya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. ( HR. Bukhari )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar