Jumat, 19 Februari 2010

URGENSI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DAN CARA MUDAH MENGHAFALNYA

URGENSI MEMPELAJARI AL-QUR’AN DAN CARA MUDAH MENGHAFALNYA
Oleh : Ahmad Alim, M.A

HADIST-HADIST TENTANG KEUTAMAAN MEMPELAJARI AL-QUR’AN

1. diriwayatkan dari Usman bin Afwan, dari Rasulullah bersabda ; “ sebaik-baiknya kalian adalah orang yang mau belajar Al-qur’an dan mengajarkanya “ ( HR. Bukhari )
2. Abu umamah Al-bahili,dari Rasulullah bersabda : “ Bacalah Al-qur’an sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberi safaat kepada pembacanya “ ( HR. Muslim )
3. Aisyah RA, dari Rasulullah SAW bersabda : “ Orang yang mahir membaca Al-qur’an maka akan dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia, dan orang yang terbata-bata didalam membacanya maka baginya dua pahala “ (HR. Bukhari )

KEUTAMAAN AHLUL QUR’AN

Diriwayatkan dari amr bin ash, Rasulullah bersabda : pada hari kiamat nanti akan dikatakan kepada ahlul qur’an : “ bacalah sebaik mungkin seperti yang pernah kamu baca ketika didunia, sesungguhnya kedudukanmu pada ayat terakhir yang kamu baca” dan diapun terus menaiki tangga-tangga surga dan baru berhenti pada hafalanya yang terakhir. ( HR.Abu Daud, Nasa’I, Tirmidzi )

Dalam hadist lain beliau bersabda : “ bacalah Al-qur’an , sesungguhnya Allah tidak mengazab orang yang didalam hatinya tersimpan Al-qur’an, dan sesungguhnya Al-qur’an adalah jamuan Allah, barangsiapa yang masuk di dalamnya maka dia akan sentausa, dan barangsiapa yang mencintai Al-qur’an berilakanlah kabar gembira kepadanya (HR.Ad-darimi )

CARA MUDAH MENGHAFAL AL-QUR’AN

1. Kemauan yang tinggi (( همة العالية
2. Niat yang iklas ( ( إخلاص النية
Al-qur’an adalah kitab Allah yang maha suci lagi maha tinggi, tidak tercampur kebatilan didalamnya, semua apa yang diberitakan adalah benar dan tidak ada kebohongan didalamnya, maka dari itu orang yang ingin mengemban dan menghapalnya harus meluruskan niat, membersihkanya dari noda-noda ambisi duniawi yang hina, karena membaca Al-qur’an dan menghafalnya adalah ibadah yang tinggi dan mulya, maka Allah tidak akan menerimanya dari hamba yang didalam hatinya tercampur niat yang rendah dan ambisi duniawi yang hina.Allah SWT berfirman :
فاعبد الله مخلصا له الدين، ألا لله الدين الخالص ( الزمر : 2-3 )
“ Maka sembahlah Allah, dengan mengiklaskan agamanya, ingatlah bagi Allahlah agama yang suci “ ( Az-zumar : 2-3 )

3. Meluruskan bacaan ( ترتيل القراءة )
Belajar Al-qur’an secara lisan selalu dipraktekkan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya untuk mentartilkan bacaan mereka, bahkan sekalipun ia adalah orang yang paling fasih bacaanya, beliau setiap tahun sekali belajar Al-qur’an secara lisan kepada malaikat jibril, tepatnya di bulan Ramadhan, khusus pada tahun dimana beliau dipanggil ke haribaan Allah untuk selama-lamanya, hal itu beliau lakukan sampai dua kali ( HR. Bukhori )



4. Membuat target hafalan



Hafalan harian
Tahun Bulan Hari
1 ayat 17 7 17
2 ayat 8 9 18
3 ayat 5 10 13
4 ayat 4 4 24
5 ayat 3 6 7
6 ayat 2 11 4
7 ayat 2 6 3
8 ayat 2 2 12
9 ayat 1 11 12
10 ayat 1 9 3
11 ayat 1 7 6
12 ayat 1 5 15
13 ayat 1 4 6
14 ayat 1 3 -
15 ayat 1 2 1
16 ayat 1 1 6
17 ayat 1 - 10
18 ayat - 11 19
19 ayat - 11 1
Setengah hlmn 3 4 24
1 halaman 1 8 12
2 halaman - 10 6



5. Jangan beralih pada hafalan yang baru sebelum mutqin hafalan yang lalu
6. gunakanlah satu mushaf saja
7. tadabur isi ayat dan memahami alur ceritanya
8. memberi tanda khusus pada ayat yang serupa
sepertipada surat Al-mujadilah ayat 11 dan 13 : والله بما تعملون خبير dengan ayat والله بما تعملون خبير
9. memanfaatkan media elektronika
yaitu menghafal atau murojaah dengan mendengarkan murottal melalui walkmen, MP3, komputer, HP dengan qori’ yang disukai.
10. المدارسة ( saling menyimak bacaan )
Gunakan waktu khusus untuk mudarosah bersama teman dalam setiap harinya, hal ini membantu melancarkan hafalan serta menyempurnakan kekurangan-kekuranganya.
11. القراءة عن ظهر القلب ( hafalkan diluar kepala )
12. Berupaya melestarikan hafalanya
rasulullah SAW bersabda : “ Sesungguhnya perumpamaan orang yang hafal Al-qur’an itu seperti perumpamaan orang yang memiliki seekor unta yang sedang ditambatkan, jika jika ia ingin agar untanya tetap pada tempatnya, maka dia harus tetap menjaga dan menahanya, dan kalau sampai unta itu dilepaskan maka ia akan lari. ( HR. Bukhari dan Muslim )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar